لسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُl
Alhamdulillah , masih diberikan nyawa hari ini . Thanks Allah ! :D Haifa haluka/haluki ya akhi wa ukhti ? Fiqa harap semuanya sihat belaka lah yee ;) Alhamdulillah , fiqa masih diberi kesempatan untuk update blog hari ni . Rasanya boleh tahan lama jugak lah kan fiqa tak update blog , betul tak ? Mesti korang rindu fiqa punya ! Hahaks :P Macam nak muntah je rasa kan ? Tau dahh . Sedih kay sedih :( Okay dah lah tu merajuk . Bukannya ada yang nak pujuk pun kan . Hari ni niat fiqa nak berpuitis walau tak berapa nak piutis sikit boleh ? Fiqa nak nukilkan sebuah sajak buat seorang sahabat fiqa . Nama dia Amin Syazwan bin Hasan . Jadi kalau rasa yang entry fiqa kali ni macam 'terpanjang' sikit ke , maaf lah yee ;) Haa apa tunggu lagi , jom mulakan ! :D
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dalam siaga menempuh imtihan ,
Yang kau rasa penting bagi citamu ,
Dalam tiada kau sangka ,
Allah mengutus sebuah ujian bagimu ,
Pingin ketahui ,
Apakah kau cukup kuat menempuhi ?
Adakah kau masih mapan berdiri ,
Atau sudah tersembam engkau ke bumi Ilahi ?
Ujian diutus buatmu ,
Melalui seseorang yang paling dikau kasihi ,
Yang paling teristimewa dihati ,
Iaitu melalui umi .
Terasa bagai semua berlaku ,
Hanya dengan sekelip mata ,
Engkau merasa ujian ditimpa bagai tiada belasnya ,
Sehingga tiada termampu engkau menelan rasa pahitnya .
Terasa sakit mencengkam nubari ,
Pabila diutus khabar buruk buatmu ,
Yang katanya umimu , umimu ,
Kehilangan memorinya ,
Siapa kamu , semua tentangmu ,
Tentang hidupnya , tiada ditahu .
Setelah diutus sebuah ujian bagimu ,
Diturunkan lagi ujian buatmu ,
Sehingga engkau merasa ,
Tiadanya henti ujian menimpa .
Dirimu hampir dibuang dari sekolah ,
Tempat dimana kau teroka segala macam perkara ,
Dari awal hingga akhirnya ,
Tetapi dirimu menempuh dengan penuh keredhaan serta keikhlasan .
Umimu kau jaga dengan penuh kasih ,
Dicurahkan perhatian sepenuh hati ,
Teliti kau urus serta menjaga ,
Tiada kau kisah apapun ragamnya ,
Dicuci najisnya tiada kau keluh ,
Dijaga bersihnya tiada kau lupa ,
Makan dan minumnya tiada kau resah ,
Walau dikala itu ,
Kau seorang pendamba ilmu .
Pabila kau berada di tingkatan lima ,
Imtihan yang penting sudah mahu bermula ,
Restu dan doa kau pinta dari umimu ,
Tapi tiada kata terucap melainkan satu ,
Mutiara jernih yang membasahi pipi ,
Menjadi tatapan dirimu ,
Tanda restu dan doa telah mengiringi langkahmu ,
Serta orakan yang wujud dalam jihadmu .
Sehingga ke detik ini ,
Engkau masih mengulangi tanpa ada jemu ,
Seperti sudah sebati dalam darahmu ,
Tentang kewajipanmu terhadap umimu .
Ujian kau tempuh bagai tiada apa ,
Walau pada awalnya kau rasa tiada terdaya ,
Namun ,
Kerna kau redha sehingga terbit ikhlas di sukma ,
Semua terasa manis di sepanjang masa .
Tiada ku dengar keluh-kesahmu ,
Tiada ku dengar akan sesalmu ,
Tiada ku tahu tentang resah gundahmu ,
Melainkan hanya satu yang aku fahami ,
Yang aku mengerti ,
Betapa redha dan ikhlasnya hati ,
Wahai pemuda umi .
Sungguh berat ujianmu akhi ,
Sehingga ia mencermin budi ,
Betapa mulianya hati seorang insani ,
Tidak mengapa , syurga menantimu ,
Redha Allah bersama kamu ,
Kerna taatmu pada umimu ,
Sehingga kau sanggup korbankan masa hadapanmu ,
Walau kau yakin cerah menantimu ,
Kerna bagimu umimu di carta satu .
Syukurlah , rezeki Allah tiada pernah sombong denganmu ,
Dibukanya jalan buatmu , dimudahkan segala cara bagimu ,
Kini ,
Langkahmu terus berorak , walau payah terasa .
Saham ukhrawi tiada pernah kau lupai ,
Usrah kau anjur bagi mengenal Ilahi ,
Sungguh mulianya hatimu insani ,
Moga membantumu di alam hakiki .
Punya seperkara pingin dibilangi ,
Bahawa diri ini cukup menyanjungi ,
Sungguh kagumnya diri ,
Pada dirimu wahai akhi ,
Tiadanya perlu untuk ku sembunyi lagi .
Terasa sakit mencengkam nubari ,
Pabila diutus khabar buruk buatmu ,
Yang katanya umimu , umimu ,
Kehilangan memorinya ,
Siapa kamu , semua tentangmu ,
Tentang hidupnya , tiada ditahu .
Setelah diutus sebuah ujian bagimu ,
Diturunkan lagi ujian buatmu ,
Sehingga engkau merasa ,
Tiadanya henti ujian menimpa .
Dirimu hampir dibuang dari sekolah ,
Tempat dimana kau teroka segala macam perkara ,
Dari awal hingga akhirnya ,
Tetapi dirimu menempuh dengan penuh keredhaan serta keikhlasan .
Umimu kau jaga dengan penuh kasih ,
Dicurahkan perhatian sepenuh hati ,
Teliti kau urus serta menjaga ,
Tiada kau kisah apapun ragamnya ,
Dicuci najisnya tiada kau keluh ,
Dijaga bersihnya tiada kau lupa ,
Makan dan minumnya tiada kau resah ,
Walau dikala itu ,
Kau seorang pendamba ilmu .
Pabila kau berada di tingkatan lima ,
Imtihan yang penting sudah mahu bermula ,
Restu dan doa kau pinta dari umimu ,
Tapi tiada kata terucap melainkan satu ,
Mutiara jernih yang membasahi pipi ,
Menjadi tatapan dirimu ,
Tanda restu dan doa telah mengiringi langkahmu ,
Serta orakan yang wujud dalam jihadmu .
Sehingga ke detik ini ,
Engkau masih mengulangi tanpa ada jemu ,
Seperti sudah sebati dalam darahmu ,
Tentang kewajipanmu terhadap umimu .
Ujian kau tempuh bagai tiada apa ,
Walau pada awalnya kau rasa tiada terdaya ,
Namun ,
Kerna kau redha sehingga terbit ikhlas di sukma ,
Semua terasa manis di sepanjang masa .
Tiada ku dengar keluh-kesahmu ,
Tiada ku dengar akan sesalmu ,
Tiada ku tahu tentang resah gundahmu ,
Melainkan hanya satu yang aku fahami ,
Yang aku mengerti ,
Betapa redha dan ikhlasnya hati ,
Wahai pemuda umi .
Sungguh berat ujianmu akhi ,
Sehingga ia mencermin budi ,
Betapa mulianya hati seorang insani ,
Tidak mengapa , syurga menantimu ,
Redha Allah bersama kamu ,
Kerna taatmu pada umimu ,
Sehingga kau sanggup korbankan masa hadapanmu ,
Walau kau yakin cerah menantimu ,
Kerna bagimu umimu di carta satu .
Syukurlah , rezeki Allah tiada pernah sombong denganmu ,
Dibukanya jalan buatmu , dimudahkan segala cara bagimu ,
Kini ,
Langkahmu terus berorak , walau payah terasa .
Saham ukhrawi tiada pernah kau lupai ,
Usrah kau anjur bagi mengenal Ilahi ,
Sungguh mulianya hatimu insani ,
Moga membantumu di alam hakiki .
Punya seperkara pingin dibilangi ,
Bahawa diri ini cukup menyanjungi ,
Sungguh kagumnya diri ,
Pada dirimu wahai akhi ,
Tiadanya perlu untuk ku sembunyi lagi .
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Okay , DONE ! :) Fiqa tahu sajak fiqa takdelah puitis mana pun , at least fiqa punya usaha untuk buat . Dan bagi saudara Amin , moga sajak yang tak berapa puitis ni menyenangkan hati . Mohon maaf lah yee jika sajak ini mungkin ada sebahagian yang tidak kena dengan realitinya . Maaf sekali lagi . Dan buat sekalian pembaca yang tak berapa nak baca sangat , al maklumlah kan panjang bebeno . TERIMA KASIH sekalung budi kerana sudi meluangkan masa untuk menyinggah sambil minum kopi di sini :D Lain kali , mai lah lagi naaaa ;) Fiqa minta izin untuk undur diri dulu yee . Kita jumpa di lain entry pula kay , Assalamualaikum wrt wbt :D
